Iing a.k.a Ilvan Ramadhanda Fitrah part II

aku sampai tidak tahu harus berkata apa ketika memulai menulis ini. rasanya Alhamdulillah saja tidak cukup untuk mewakili semua yang aku dapatkan.
ALLAH terlalu baik padaku, hanya itu kesimpulan yang dapat aku tuliskan.

Iing, adikku satu2nya itu, saat ini baru berumur 12 tahun, tapi ia telah mengecap pahit manisnya hidup ini melebihi aku, yang notabene kakakny, dan aku sekarang berumur 22 tahun.

ia lahir tanpa di duga. mamak sering keguguran sejak aku kecil. ketika itu, kami sedang hidup susah. sampai sekarangpun dia terbiasa hidup susah.
apa2 selalu mendahulukan aku.
apa2 selalu mengalah demi aku.
dia adalah adik paling hebat sedunia.

jadi kemaren ini pas liburan aku kan ke Jambi (of course), terus pas mau pulang ke padang, ada sesuatu hal yang terjadi yang bikin aku itu kecewa. tapi karena aku tipe orang yang gag bisa marah, jadinya aku diem aja. dan adek aku khawatir banget. dia nyoba segala cara untuk nenangin aku.
"kak, keluarin bae lah, jangan ditahan."
aku diem aja.
"kak, kak nangis yo? nangis be lah."
aku nyoba senyum palsu.
"kak, kito keluar yuk, ningok bintang."
pas kami keluar, eh ternyata langit lagi gag bagus. aku diem aja. die masuk ke dalam rumah, minta duit sama mamak. pulangnya udah bawa coklat sama permen. dia tau aku suka yang manis2, terutama coklat.

tuh, aku ampe gag tau harus nulis apa jadinya.
adek aku tuuu...